Rabu, 24 April 2013

MERAMAL




Meramal bukanlah trdisi pelaku Kaweruh Jendra Hayuningrat
   Tema pembicaraan kita kali ini adalah : tentang kemampuan melihat masa depan (clairvoyance). Ada berapa orang di antara anda sekalian yang telah meramalkan bahwa suatu saat saya akan mengulas hal ini ? Dan yang anehnya, kadang-kadang kebanyakan di antara kita pelaku kebathinan  atau pelaku kaweruh Jendra Hayuningrat sudah mengetahui lebih dahulu apa yang akan terjadi kemudian hari. Atau mungkin kita pergi ke paranormal atau ke orang-orang yang menyebut diri mereka peramal. Mereka memberikan ramalan. Kadang-kadang mereka benar dan kadang-kadang mereka tidak benar. Dan apa yang terjadi, terutama dengan para guru lantaran Jendra yang ada di disekitar anda, jangan karena kami telah bermeditasi untuk waktu yang lama dan orang-orang berpikir kami mempunyai kekuatan supranatural yang hebat.


Seperti yang saya alami ketika saya menghadiri suatu konferensi global pada bulan Juni lalu. Pihak panitianya menginginkan suatu pertunjukan untuk konferensi tersebut. Lalu mereka bertanya, apakah saya bisa "terbang" (levitate) di hadapan umum, karena hal itu akan menjadikan konferensi tersebut sukses besar. Dan saya menolaknya. Mengapa ? Karena para guru lantaran Jendra tidak akan pernah mempertunjukkan kekuatan supranatural mereka. Karena jika kami benar-benar melakukan hal-hal seperti meramal nasib di dalam praktek kami, maka tentu saja anda semua akan bertanya kepada saya tentang siapa yang akan memenangkan Piala Dunia yang akan datang. Dan anda semua akan bertanya kepada saya, "Tolonglah, bisakah anda memberitahukan nomor lotere Singapura ari ini?" Itu namanya mencuri ! Karena jika seseorang membeli lotere atau bertaruh di pacuan kuda, bukankah itu tidak adil ketika anda mencuri kesempatan dengan mencari para guru lantaran Jendra atau peramal, dan mencari tahu siapa yang akan menang ? Oleh karena itu kami tidak melakukan hal-hal seperti itu.

Dan juga jika kami mengetahui apa yang akan terjadi dan memberitahukannya kepada orang-orang, lalu bayangkan saja apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Mereka akan mengangkat saya menjadi anggota BIN/BAIS (CIA-nya Indonesia). Dan saya takkan pernah bisa datang ke Puri Kepatihan atau Puri Khayangan  lagi, karena saya akan menjadi sangat sibuk. Kerjanya hanya meramal peristiwa apa yang akan terjadi, kapan bom akan meledak, atau siapa yang menjadi teroris atau siapa yang bukan teroris. Dan setiap hari saya tayang di Metro TV TV ONE. Apalagi jika saya bisa "terbang" seperti apa yang sudah saya katakan sebelumnya, Pesta miss universe di Bali akan segera tiba, dan saya akan senantiasa berada di sana di setiap saat, mengikuti penampilan gadis-gadis cantik. Dan itu akan menjadi sangat tidak adil karena saya mencuri kesempatan dari orang lain. Jadi, percayalah kami tidak melakukan hal-hal tsb.

Tetapi orang lain melakukannya. Kadang-kadang bahkan para guru lantaran Jendra sendiri. Kadang-kadang anda mengatakan sesuatu dan orang-orang mendengarkan dengan penuh perhatian. Terutama tradisi-tradisi di Asia. Mereka selalu berpikir bahwa para guru lantaran Jendra bisa meramal tentang hal-hal ini. Memberikan nomor lotere dan hal-hal semacam itu. Dan sayangnya, kadang-kadang mereka benar. Saya ingat ini ketika saya masih seorang guru lantaran Jendra muda, saya sedang menetap di gunung seorang diri di Puncak Pecaron Besuki. Dan orang-orang Beski di sana suka bermain lotere. Kami punya sebuah guyonan Jawa, bahwa tidak seorang pun yang tahu kapan para guru lantaran Jendra bekerja, kapan bulan purnama ataupun setengah bulan purnama tiba. Tetapi mereka semua tahu kapan ada permainan Cap Jie Kie atau bukaanTogel.

Karena itu ada hari yang paling penting dalam seminggu bagi mereka. Jadi, mereka akan mendatangi saya dua atau tiga hari sebelumnya. Dan mereka akan bertanya, "Begini, anda kan seorang para guru lantaran Jendra pertapa. Anda pasti sudah menjalani meditasi yang mendalam, jadi anda bisa menolong kami. Bisakah anda memberi kami angka-angkanya?" Dan kadang-kadang mereka akan datang dan memperlihatkan semua bilur-bilur di tangan mereka untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat miskin. Dan mereka akan berkata, "Oh, anda benar-benar tidak memiliki rasa iba, jika anda tidak memberitahukan kami angka-angkanya." Kadang-kadang saya berpikir untuk bilang, "Baiklah, selama kalian membagikan saya 10 persen !"

Tetapi tentu saja kami tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu. Dan pada akhirnya saya hanya berkata kepada mereka, "Tidak, saya tidak bisa mengatakannya." Namun mereka mencoba mengelabui saya. Mereka mulai bertanya kepada saya pertanyaan-pertanyaan seperti, "Berapa lama anda akan tinggal di sini?" Saya bilang saya tidak tahu. "Kapan anda akan pergi?" Dan saya katakan, sekitar dua atau tiga hari lagi. Setelah itu saya mengetahui bahwa ketika saya bilang “saya tidak tahu”, itu artinya kode alam nilainya = 0 (nol), dua atau tiga hari artinya 5 (lima), dua tambah tiga. Jadi, sebagian besar penduduk desa membeli 50 (limapuluh). Dan bagi orang-orang Besuki yang bermain lotere ilegal (Togel) ini, dua angka terakhir adalah angka lotere yang sebenarnya. Itulah yang mereka beli.
 
Dan ternyata angka 50 pun keluar. Saya mengetahui hal itu karena keesokan harinya, kepala desa bersama dengan beberapa orang warganya datang mengunjungi saya, dan mereka berkata, "Semua penduduk desa sangat senang dengan anda. Anda adalah seorang para guru lantaran Jendra yang hebat. Tolonglah anda tinggal di sini selama-lamanya." Itulah yang mereka katakan. Jadi saya pun harus segera angkat kaki dari sana, karena itu bukanlah alasan untuk tinggal dengan para guru lantaran Jendra, yakni hanya untuk menjadi kaya. Akhirnya saya dan lek Mul alias mbah Junawi mengakhiri bertapa dan pulang ke Mayang Jember.