Meramal bukanlah trdisi
pelaku Kaweruh Jendra Hayuningrat
Tema
pembicaraan kita kali ini adalah : tentang kemampuan melihat masa depan
(clairvoyance). Ada berapa orang di antara anda sekalian yang telah meramalkan
bahwa suatu saat saya akan mengulas hal ini ? Dan yang anehnya, kadang-kadang
kebanyakan di antara kita pelaku kebathinan
atau pelaku kaweruh Jendra Hayuningrat sudah mengetahui lebih dahulu apa
yang akan terjadi kemudian hari. Atau mungkin kita pergi ke paranormal atau ke
orang-orang yang menyebut diri mereka peramal. Mereka memberikan ramalan.
Kadang-kadang mereka benar dan kadang-kadang mereka tidak benar. Dan apa yang
terjadi, terutama dengan para guru lantaran Jendra yang ada di disekitar anda,
jangan karena kami telah bermeditasi untuk waktu yang lama dan orang-orang
berpikir kami mempunyai kekuatan supranatural yang hebat.
Seperti
yang saya alami ketika saya menghadiri suatu konferensi global pada bulan Juni
lalu. Pihak panitianya menginginkan suatu pertunjukan untuk konferensi
tersebut. Lalu mereka bertanya, apakah saya bisa "terbang" (levitate)
di hadapan umum, karena hal itu akan menjadikan konferensi tersebut sukses
besar. Dan saya menolaknya. Mengapa ? Karena para guru lantaran Jendra tidak
akan pernah mempertunjukkan kekuatan supranatural mereka. Karena jika kami
benar-benar melakukan hal-hal seperti meramal nasib di dalam praktek kami, maka
tentu saja anda semua akan bertanya kepada saya tentang siapa yang akan
memenangkan Piala Dunia yang akan datang. Dan anda semua akan bertanya kepada
saya, "Tolonglah, bisakah anda memberitahukan nomor lotere Singapura ari
ini?" Itu namanya mencuri ! Karena jika seseorang membeli lotere atau
bertaruh di pacuan kuda, bukankah itu tidak adil ketika anda mencuri kesempatan
dengan mencari para guru lantaran Jendra atau peramal, dan mencari tahu siapa
yang akan menang ? Oleh karena itu kami tidak melakukan hal-hal seperti itu.
Dan
juga jika kami mengetahui apa yang akan terjadi dan memberitahukannya kepada
orang-orang, lalu bayangkan saja apa yang akan dilakukan oleh pemerintah.
Mereka akan mengangkat saya menjadi anggota BIN/BAIS (CIA-nya Indonesia). Dan
saya takkan pernah bisa datang ke Puri Kepatihan atau Puri Khayangan lagi, karena saya akan menjadi sangat sibuk.
Kerjanya hanya meramal peristiwa apa yang akan terjadi, kapan bom akan meledak,
atau siapa yang menjadi teroris atau siapa yang bukan teroris. Dan setiap hari
saya tayang di Metro TV TV ONE. Apalagi jika saya bisa "terbang"
seperti apa yang sudah saya katakan sebelumnya, Pesta miss universe di Bali akan
segera tiba, dan saya akan senantiasa berada di sana di setiap saat, mengikuti penampilan
gadis-gadis cantik. Dan itu akan menjadi sangat tidak adil karena saya mencuri
kesempatan dari orang lain. Jadi, percayalah kami tidak melakukan hal-hal tsb.
Tetapi
orang lain melakukannya. Kadang-kadang bahkan para guru lantaran Jendra
sendiri. Kadang-kadang anda mengatakan sesuatu dan orang-orang mendengarkan
dengan penuh perhatian. Terutama tradisi-tradisi di Asia. Mereka selalu berpikir
bahwa para guru lantaran Jendra bisa meramal tentang hal-hal ini. Memberikan
nomor lotere dan hal-hal semacam itu. Dan sayangnya, kadang-kadang mereka
benar. Saya ingat ini ketika saya masih seorang guru lantaran Jendra muda, saya
sedang menetap di gunung seorang diri di Puncak Pecaron Besuki. Dan orang-orang
Beski di sana suka bermain lotere. Kami punya sebuah guyonan Jawa, bahwa tidak
seorang pun yang tahu kapan para guru lantaran Jendra bekerja, kapan bulan
purnama ataupun setengah bulan purnama tiba. Tetapi mereka semua tahu kapan ada
permainan Cap Jie Kie atau bukaanTogel.
Karena
itu ada hari yang paling penting dalam seminggu bagi mereka. Jadi, mereka akan
mendatangi saya dua atau tiga hari sebelumnya. Dan mereka akan bertanya,
"Begini, anda kan seorang para guru lantaran Jendra pertapa. Anda pasti
sudah menjalani meditasi yang mendalam, jadi anda bisa menolong kami. Bisakah
anda memberi kami angka-angkanya?" Dan kadang-kadang mereka akan datang
dan memperlihatkan semua bilur-bilur di tangan mereka untuk menunjukkan bahwa
mereka adalah orang-orang yang sangat miskin. Dan mereka akan berkata,
"Oh, anda benar-benar tidak memiliki rasa iba, jika anda tidak
memberitahukan kami angka-angkanya." Kadang-kadang saya berpikir untuk
bilang, "Baiklah, selama kalian membagikan saya 10 persen !"
Tetapi
tentu saja kami tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu. Dan pada akhirnya
saya hanya berkata kepada mereka, "Tidak, saya tidak bisa
mengatakannya." Namun mereka mencoba mengelabui saya. Mereka mulai
bertanya kepada saya pertanyaan-pertanyaan seperti, "Berapa lama anda akan
tinggal di sini?" Saya bilang saya tidak tahu. "Kapan anda akan
pergi?" Dan saya katakan, sekitar dua atau tiga hari lagi. Setelah itu
saya mengetahui bahwa ketika saya bilang “saya tidak tahu”, itu artinya kode
alam nilainya = 0 (nol), dua atau tiga hari artinya 5 (lima), dua tambah tiga.
Jadi, sebagian besar penduduk desa membeli 50 (limapuluh). Dan bagi orang-orang
Besuki yang bermain lotere ilegal (Togel) ini, dua angka terakhir adalah angka
lotere yang sebenarnya. Itulah yang mereka beli.
Dan
ternyata angka 50 pun keluar. Saya mengetahui hal itu karena keesokan harinya,
kepala desa bersama dengan beberapa orang warganya datang mengunjungi saya, dan
mereka berkata, "Semua penduduk desa sangat senang dengan anda. Anda
adalah seorang para guru lantaran Jendra yang hebat. Tolonglah anda tinggal di
sini selama-lamanya." Itulah yang mereka katakan. Jadi saya pun harus
segera angkat kaki dari sana, karena itu bukanlah alasan untuk tinggal dengan para
guru lantaran Jendra, yakni hanya untuk menjadi kaya. Akhirnya saya dan lek Mul
alias mbah Junawi mengakhiri bertapa dan pulang ke Mayang Jember.