Sesungguhnya apakah mimpi itu nyata, ataukah khayalan saja? Coba perhatikan apa yang ditulis pada sebuah pepatah kuno : “Mimpi bagaikan kehidupan, kehidupan bagaikan mimpi.” Sebenarnya, hidup bagaikan seperti sebuah mimpi. Kehidupan dari kehidupan, hanya kesadaran utama melanjutkan untuk hidup.
Apapun kekayaan dan ketenaran yang anda miliki dalam
kehidupan saat ini, menurut Kaweruh Jendra Hayuningrat mereka akan hilang seperti asap mengepul.
Anda hanya akan menderita sendiri secara fisik dan mental oleh perjuangan yang
tanpa akhir, cinta dan penderitaan. Anda tidak dapat merubah takdir anda
sedikitpun. Satu-satunya hal yang mengikuti anda dari satu kehidupan ke kehidupan
yang lain adalah kebajikan dan dosa.
Kaweruh Jendra Hayuningrat membagi mimpi menjadi 3,
Titi Yoni, Gondho Yoni dan Puspa Tajem. Jaman kuno dulu, setiap kerajaan
mempunyai pejabat khusus sebagai penterjemah mimpi raja-nya di masa
pemerintahannya, baik untuk mengetahui perkembangan kerajaan maupun keamanan
rakyatnya.
Lain di Jawa lain juga di China. Di zaman Tiongkok
kuno kerajaan disana juga sangat mementingkan mimpi, jauh pada zaman Dinasti
Shang (abad 16-11 SM) sudah ada pejabat khusus yang menjelaskan mimpi bagi
kalangan istana dan para bangsawan. Apa yang terjadi di mimpi dianggap dapat
merefleksikan keberuntungan maupun kesialan. Zhou Li dan Lie Zi,
dua kitab kuno, membagi mimpi menjadi enam macam, Zhou Gong mengurai
mimpi adalah kitab yang mulai tersebar pada waktu itu.
Pejabat nujum mimpi pada zaman kuno melakukan analisa
menyeluruh terhadap suasana mimpi dengan kehidupan realita, menggabungkannya
dengan teori dan prinsip dari : Yin-Yang, Lima Elemen (Wu Xing) dan 8
Trigram (Ba Gua atau PatKua), melakukan penafsiran tentang kebaikan atau
keburukan yang akan dihasilkan dari mimpi tersebut.
“Zhou Gong menafsir mimpi”
sebuh kitab pengetahuan yang terwariskan sekarang adalah kitab yang merangkum dengan metode sistematis sebagian besar
suasana mimpi, misalkan bermimpi tentang kebakaran menandakan peruntungan
keluarga bisa terangkat naik, bermimpi tentang turun salju menandakan di dalam
keluarga bakal terjadi musibah dan sebagainya.
Kitab kuno Lie Zi dari Zaman Zhou (abad
11-256 SM, Lie Zi adalah seorang kultivator aliran Tao), dengan lebih
jelas lagi menerangkan tentang cara penafsiran mimpi. Mimpi bisa terdiri dari 6
macam yang disebut 6 Hou dan digabungkan dengan 8 Pertanda tentang hal yang
ditemui ketika dalam keadaan sadar serta dijadikan sebagai dasar penafsiran
mimpi.
Di dalam kitab kuno Zhuang Zi (Zhuang Zi adalah
seorang kultivator aliran Tao sekitar 2.500 tahun yang silam), terdapat kisah
mengenai “Zhuang Zhou Bermimpi Kupu-kupu“,
Zhuang Zhou bertanya kepada dirinya sendiri: “Apakah Zhuang Zhou yang
bermimpi tentang kupu-kupu? Ataukah kupu-kupu yang bermimpi Zhuang Zhou?”
Zhuang Zi berpendapat perdebatan tentang baik dan
buruk, ada dan tiada di dunia fana ini tidak diperlukan.
Ketika manusia bisa terlepas dari pemikiran manusia
dan menyatu dengan bumi-langit (alam semesta) serta telah mencapai Tao, maka
tidak lagi terjebak dengan baik-buruk, ada-tiada, karena segala materi adalah
satu, baik Zhuang Zhou maupun si kupu-kupu keduanya berasal dari Tao
(bab ke-2 teori satu materi oleh Zhuang Zi).
Zhuang Zi juga beranggapan ketika manusia bisa terlepas dari
hati manusia dan menyatu dengan Tao, maka tak akan menderita kelelahan
tubuh dan pikiran, bisa berkelana di ketakterhinggaan dan melanglang jagad raya
dengan bebas.
Kultivasi aliran Tao harus menempuh jalan “kembali ke jati diri asli“, yakni harus melepas
berbagai keterikatan hati manusia dan pikiran/konsep pasca kelahiran yang tidak
baik dan kembali ke masa pra-kelahiran, yaitu yang berbentuk Yuan shen
(jiwa prima), asal muasal jiwa.
Sebetulnya kehidupan manusia mengandung 2 hal penting
: kehidupan nyata dan hidup di alam mimpi. Di dalam kehidupan nyata, terjadi
di dunia yang kelihatan. Di dalam kehidupan, mimpi terjadi di ruang lain yang
tidak berbentuk, jiwa, sukma, roh dan komponen jiwa lain yang tidak berbentuk
adalah pemeran utama. Berbagai komponen kehidupan pada masing-masing ruang
eksistensinya, menimbulkan berbagai aktivitas tindakan. Waktu itu, tubuh
dalam kondisi beristirahat, tetapi bukan berhenti total, informasi kegiatan
dari berbagai macam komponen jiwa di ruang lain bisa direfleksikan pada
permukaan otak besar, ini adalah impian yang oleh ilmu kedokteran moderen
disebut mimpi.
Mimpi adalah aktivitas kegiatan jiwa yang eksis di
ruang lain yaitu perwujudan kehidupan manusia di ruang tak berbentuk. Oleh karena itu, mimpi adalah sesuatu yang nyata,
adalah bagian penting yang tidak bisa kurang dalam kehidupan manusia. Kehidupan
nyata dan kehidupan di dalam mimpi membentuk sebuah kehidupan yang utuh,
keduanya bisa saling mempengaruhi, itulah mengapa orang kuno begitu
memperhatikan mimpi.
Pikiran ( Sahasraya ) juga memiliki jiwa, ia eksis di
ruang lain yang tak berbentuk. Di dalam mimpi, pikiran yang ditimbulkan pada
pagi hari bisa ikut berperan dalam kegiatan di ruang lain, dan direfleksikan ke
lapisan kulit otak besar, inilah yang disebut terbawa ke dalam mimpi di malam
hari. Rahayu _()_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar