Sabtu, 04 Mei 2013

(Bagian 1) Hari atau Dino dalam bahasa Jawa "Wadine ono" (penuh dengan rahasia)

Sesudah saya tampilkan Ramalan Hari, tentu para siswa Jendra Hayuningrat sudah mulai memahami, unsur-unsur apa saja yang mendukung sebuah penulisan Primbon yang di lakukan oleh para Pujangga tempo dulu. Adapun unsur-unsur yang dipakai dalam penulisan Primbon adalah : Windu, Tahun Jawa, Hari, Pasaran, Wuku, Pangarasan, Pancasuda, Dina, Lintang, Pranatamangsa. 

Pada kesempatan ini, saya akan jelaskan terlebih dahulu tentang Hari, yang merupakan salah satu dari sekian banyak unsur dan yang memiliki rahasia, "Hari" dalam bahasa Jawa-nya adalah "Dina atau Dino" berkaitan dengan ilmu spiritual, "Dina atau Dino" memiliki arti atau Jarwo-dosok-nya "Wadine ono" atau memiliki rahasia. Untuk mengetahui rahasia dibalik pemakaian hari dalam sebuah ritual Kaweruh Jendra Hayuningrat. Khususnya budaya Jawa dan Aji Japa-mantra. Mungkin para siswa Jendra pernah terbesit dengan  rasa ingin tahu dalam benaknya: mengapa amalan ilmu A dimulai hari Senin Kliwon, Amalan ilmu B diawali hari Selasa Kliwon dan lain sebagainya. Penentuan hari dalam suatu ritual amalan ilmu memiliki dasar alasan. Para leluhur dan pinisepuh Kaweruh Jendra Hayuningrat tidaklah sembarangan dalam memberi tuntunan ilmu. Walaupun terkadang sulit diterima nalar, tetapi setidak-tidaknya memiliki dasar alasan.

Pergerakan Alam
Dalam pandangan ahli spiritual setiap fenomena alam memiliki rahasia dan akan mencerminkan watak (karakter) tersendiri. Termasuk fenomena perubahan “hari” dalam sistem penanggalan. Mengapa bisa demikian? Dikarenakan gerakan bumi tidak pernah berhenti, maka setiap detik posisinya berubah. Untuk kembali pada posisi yang sama, membutuhkan siklus waktu tertentu. Sirklus jam, sirklus hari, bulan, tahun, pasaran (Legi, Pon dsb), Wuku dan lain sebagainya. Pada intinya setiap siklus berhubungan dengan posisi orbit bumi.

Dengan latar belakang tersebut, maka kelahiran manusia dan kejadian di alam semesta ini (misalnya musim) dengan sendirinya akan menempati salah satu siklus diantara siklus-siklus yang ada. Misalnya manusia yang dilahirkan pada hari Senin, akan masuk ke dalam siklus Senin yang telah dihuni oleh banyak orang sebelumnya, yang lahir pada hari yang sama pula. Oleh karena itu secara umum mereka menjadi satu wadah yang bernama siklus-nya. Maka berdasarkan ‘Ilmu Titen’ atau ilmu hasil dari mengenali / mengamati dan terus berlangsung secara turun-temurun, watak seseorang atau pergerakan alam secara garis besar dapat dikenali bahkan diprediksi sebelumnya.

Sirklus Jam
Hari dalam bahasa Jawa disebut “dina” (dino). Sebagaimana telah kita ketahui bahwa satu hari adalah sebuah unit waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi (berputar) pada porosnya sendiri. Unit waktu ini bisa berupa detik, menit ataupun jam.

Jaman sekarang 1 hari = 24 jam, atau jika dihitung dalam menit, 1 hari = 1440 menit. Jika dihitung dalam detik, 1 hari = 86400 detik. Jadi Bumi membutuhkan waktu 24 jam untuk sekali berputar pada porosnya. Akibat rotasi ini terjadilah fenomena siang dan malam. Dimana bagian sisi bumi yang menghadap Matahari mengalami masa Siang (terang), sedangkan bagian sisi bumi yang membelakangi Matahari mengalami masa Malam (gelap).
 
Jutaan tahun yang lalu 1 hari tidak berlangsung lama seperti sekarang ini (24 jam) mungkin hanya 18 jam saja. Penyebabnya karena Rotasi bumi ketika itu berlangsung lebih cepat. Sebab jarak Bulan (Moon) dengan Bumi lebih dekat daripada jarak sekarang. Begitu pula sebaliknya, dimasa yang akan datang (jutaan tahun lagi) 1 hari bisa berlangsung semakin lama, hingga 30 jam. Sebab jarak Bumi dan Bulan semakin menjauh, akibatnya bumi berrotasi lebih lambat. Setiap fenomena alam yang terjadi akan membawa dampak pengaruh bagi penghuni alam khususnya manusia.

Tidak ada komentar: